12 Juli 2008
Sore ini Wikan pergi…
Meneteskan beberapa pemilik air mata.. di rumah Season.
Dan aku sudah sejak setengah tahun lalu mempersiapkan ini semua… mengenai perpisahan yang sudah pasti terjadi.
Tadinya kukira aku bisa lebih tegar dari yang kemarin. Dalam arti, aku tidak menangis di depan orang lain, terutama Wikan. Tapi rupanya begitu pamitan air mataku turun dengan sendirinya. Mungkin dikarenakan mataku sempat menatap air mata milik Ibu Wikan.
Mungkin apa yang diberikan Wikan, terutama supportnya lebih banyak daripada yang kuberikan untuknya.
Wikan adalah manusia pertama yang jadi saksi pembuatan novel pertamaku. Bahkan dia juga ikut mengikuti cerita saat cerita dibuat. Dia banyak memberi masukan dan kritikan. Karena Wikan pada dasarnya Wikan memang anak yang kritis.
Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk melalui beberapa masa. Bukan hal yang sebentar pula bagi kami mengalami banyak perubahan. Aku dan Wikan sudah sangat dekat. Bahkan seolah apapun yang ada pada Wikan, aku mengetahuinya.
Bagaimana tidak, tiga tahun itulah Wikan menemaniku setiap malam. Dia satu kamar denganku.
Yang pasti banyak hal yang sudah kami jalani.
Aku sudah lelah menangis…
Jadi rasanya aku tidak sanggup kalau harus flashback sekarang…
Yang pasti everything is alright.
Hope all be fine, whenever n wherever…
^_^
0 komentar:
Posting Komentar